+-+Pemberitahuan+-+

Bila foto-foto di sini terlihat kurang bagus, silakan klik di siniatau klik gambar yang anda inginkan untuk melihat gambar langsung dari sumbernya.

Friday, October 9, 2009

Tak Perlu Sabun Untuk Mencuci Buah dan Sayur

Ini dari gugling.com, kutipannya sebagai berikut,


Posted: 07 Oct 2009 03:03 AM PDT

Alasan masyarakat menggunakan cairan pencuci sayur dan buah adalah untuk meluruhkan pestisida dan membunuh bakteri. Apakah cara itu aman?

Ahli gizi dari RSAL dr Ramelan, Yayuk Estaningsih mengatakan belum pernah melihat manfaat penggunaan cairan pembersih tersebut. Sebaliknya, dia khawatir akan teradinya kontaminasi berkelanjutan. Toh, tingkat keamanan penggunaan cairan pembersih itu belum diketahui.

“Cairan tersebut mungkin membunuh bakteri dan menghilangkan residu pestisida. Namun, cairan pembersih tersebut kan terbuat dari bahan kimia. Nah, bahan kimia inilah yang saya khawatirkan justru mengontaminasi tubuh manusia,” tegasnya.



Yayuk menyarankan tidak menggunakan produk tersebut. Dia menilai, cara konvensional yakni membersihkan sayur dan buah memakai air mengalir lebih aman. Bila sayur diamakan mentah (lalapan), sebaiknya sayur itu dibilas dengan air matang.

“Bersihkan sayur hingga helai per helai. Hal ini sekaligus memastikan sayuran tersebut benar-benar bersih,” paparnya.

Sebaiknya memilih sayur yang daunnya berlubang atau tidak? Yayuk mengatakan, selama ini berkembang anggapan bahwa sayur yang daunnya berlubang lebih aman. Sebab, kandungan pestisidanya sedikit sehingga masih ada ulat yang memakan sayuran tersebut. “Saya rasa, mengonsumsi sayuran yang daunnya berlubang pun belum tentu aman,” ujarnya.

Dia menjelaskan, tubuh manusia memiliki batas toleransi terhadap bahan kimia tertentu. “Jika terpapar terus menerus, kemungkinan jadi resisten,” terangnya. Hal yang sama mungkin dialami ulat. Karena disemprot pestisida berulang, kuman tersebut jadi kebal. Akhirnya, ulat tersebut tetap memakan sayur yang sudah “disterilkan”.

Selain pestisida, ada beberapa bahaya lain ketika konsumsi lalapan mentah. Yakni, ancaman bakteri. Yayuk mencontohkan selada. Biasanya sayur tersebut ditanam di tepi sungai. Air sungai tersebut dipakai untuk menyiram dan mengairi lahannya. Padahal, air sungai kadang tercemar oleh kotoran manusia.

Dengan sendirinya, sayur terkontaminasi bakteri. “Contoh bakteri patogen adalah Eschericia coli yang menimbulkan diare.” Masihkah Anda menggunakan cairan pembersih?

No comments:

Post a Comment